kidung sunyi…
nanar ku tatap duniasembilu tajam mengiris hatitangisku menguap
nanar ku tatap duniasembilu tajam mengiris hatitangisku menguap
aku mencintaimu dengan sederhanaseperti bumi…mencintai hangat mentari
aku duduk memeluk lututmenatap tetesan airmenyimak tarian hujan ingin ku menari bersamanyamerasakan sensasi terpaannyamenyaksikan sketsa abstrak wajahkumenyusuri kembali pematang nadimenjejak rumpun hatimelongok kubangan lumpurberharap ku menemukannya entah di mana rasa ini beradaaku tak menemukannyamungkinkah luruh bersama hujan?!atau hanyut bersama buih air?! hujan ini…semakin menambah basahpenat di jiwa…ah…
takut…aku berlari tanpa arahbegitu jauh…semakin jauhlabirin sunyi menjerat langkahsepi mendidihtangis tercecer sepanjang jalanhari kulaluihanya menambah resahjalan kutapakihanya menderukan penat ke mana jalan pulang?ke mana arah kembali? ke pangkuan malamaku kan kembalimencari belaian Tuhanmengais hamparan kasih Nya Robby…jangan pernah lepaskan tanganku…biarkan aku mati di jalan Mu…Robb…
denyut nadi semakin layu…detak nafas mengalun sayu…bernafas kehidupanpelan merayap…pelan merangkak aku menangis…biarkan air mata mengalirmenemaniku… aku bertanya-tanyamasihkah ku sentuh esok hari…melalui sepotong mozaik lainnya..menatap hangat sinar mentarimerajut harap mimpi maafkan aku…bila suatu saat nantiaku pergimendahuluimu…
bernafas sendu…menangis pilu…langit hati meleleh…
jalan ini berkabut Desember hampir usai satu tahun lagi terlewati tak semua hari indah seindah puisi-puisi hati lalu… madah berdenting dalam sunyi Robby… semoga langkah ini tereja di bawah bimbingan Mu… slalu…
desir deru ombak…gelapnya malam…gemiricik air…suara dedaunan yang tertiup angin…tangis merpati…
terlalu cepat hati jenuhterlalu mudah jiwa lelahbosan…mengeluh…padahal Allah tak pernah bosan
selamat pagi…pagi…di antara potongan-potongan waktuyang aku cintai…