Yang Paling Bertaqwa, Bukan Yang Paling Cantik

Perhiasan dunia terindah

Wanita mendapat rekomendasi Al-Quran untuk menduduki peringkat tertinggi keindahan-keindahan yang diinginkan manusia,

“Dijadikan indah pandangan manusia apa-apa yang diingini yaitu :Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.” (Ali ‘Imron: 4)

Wanita juga merupakan salah satu perhiasan dunia. Dan di antara berbagai perhiasan dunia ini, wanita sholihahlah yang menjadi perhiasan terbaik dan terindah. Wanita sholihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rosul Nya. Kemuliaan bukanlah sekedar kecantikan fisiknya, justru ia berusaha menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Saat mendapati keterbatasan fisiknya, wanita sholihah tidak akan pernah merasa kecewa dan gelisah. Karena ia faham bahwa hal itu akan menjerumuskan pada sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa inferior dengan keterbatasan fisiknya, karena ia sadar sepenuhnya bahwa nilai kemuliaan adalah keimanan dan ketaqwaan, bukan tampilan lahiriahnya.

Ia juga faham bahwa Dzat yang maha Indah tidak peduli dengan fisik seseorang. Cantik atau tidak, bagi Nya tak masalah, karena itu bukan ukuran Dia dalam memasukkan seseorang dalam rahmat dan jannah Nya. Ia memiliki komitmen kuat dalam berpegang teguh terhadap syariat Nya. Ia jaga kehormatan dan harga dirinya (iffah). Ia hiasi dirinya dengan rasa malu, yang dapat meredam keinginannya untuk berbuat cela dan mengontrol perilakunya. Lisannya senantiasa basah dengan dzikir, jujur, dan jauh dari kekejian, cacian, olok-olok, ghibah, dan namimah.

Ia juga menahan pandangan matanya dan menjaga hatinya dari hal-hal yang diharamkan Allah. Hatinya bebas dari segala bentuk penyakit hati, ia ikhlas karena Allah serta bebas dari riya’ dan sum’ah. Hatinya salim dan penuh dengan kelembutan, penyayang, tawadhu’, serta dermawan.

Ia selalu berbuat baik dan penuh bakti kepada kedua orang tuanya. Dan jika ia telah bersuami, ia berbakti dan senatiasa menaati suami dalam hal ma’ruf, selalu berusaha mencari ridho suami, membahagiakannya dan setia mendampinginya dalam segala kondisi.

Ia juga berusaha berbuat baik dan memuliakan tetangga, menjaga hubungan silaturrahim dengan saudara serta menghormati orang lain. Dirinya merupakan proyeksi nilai-nilai Islam yang mulia.

Ia wahai saudariku, lebih mulia dari bidadari syurga. Yang telah digambarkan keindahan dan kesempurnaan fisiknya oleh Allah dalam Al-quran. Wanita tercantik di dunia ini, sama sekali tak sepadan jika dibandingkan dengan bidadari syurga. Namun, secantik-cantik bidadari syurga, wanita dunia ternyata bisa lebih mulia dan utama daripada bidadari syurga.

Simaklah percakapan Rasulullah yang mulia dengan Ummu Salamah ini…

Ummu Salamah: “Ya Rasulallah, manakah yang lebih utama bidadari-bidadari yang bermata jeli, ataukah wanita dunia?”

Rasulullah: “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan yang tampak dari apa yang tidak tampak.”

Ummu Salamah: “Kenapa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Rosulullah: “Karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka. Tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya puih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata: “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.” (HR Ath-Thabrani)

Benar saudariku, karena ibadah, ketaatan, dan ketaqwaannyalah yang menjadikannya lebih unggul, lebih mulia, bahkan lebih cantik dari bidadari syurga. Bahkan, wanita sholihah, yang kelak akan menjadi penghuni syurga, nantinya akan dinobatkan sebagai sayyidatul khora’ (ratu bidadari) yang bertahta di istana-istana syurga nan mewah.

Secantik mawar, sewangi melati

Saudariku muslimah…

Fisik yang telah Allah karuniakan, seringkali tak seideal yang kita inginkan. Namun, bukan berarti tak ada yang kita lakukan. Karena kecantikan fisik bukanlah segala-galanya. Ada kecantikan lain yang dapat kita pancarkan. Kecantikan yang muncul dari kejernihan hati, kebersihan iwa, serta keindahan akhlaq. Biarkanlah pesonanya menyeruak di antara keterbatasan fisik kita. Semerbak harum mewangi.

Seperti melati, di balik kesedarhanaan fisiknya terdapat kekuatan wewangian yang luar biasa. Karena itu, tak harus secantik mawar, cukup sewangi melati yang menebar pesona dengan keharumannya.

Dan jika Ia mengaruniakan keindahan fisik pada diri kita, janganlah menjadi pemilik kecantikan yang sia-sia. Tak ada artinya keindahan lahir tanpa keindahan batin. Kecantikan fisik justru akan menjerumuskan, jika tak dipotensikan dalam ketaatan. Tanpa kelurusan hati, jiwa dan akhlaq, kecantikan dapat menjadi fitnah bagi diri maupun orang lain.

Ibarat mawar cantik penuh duri, kita memiliki fisik yang bisa membahayakan. Karena itu, jaga baik-baik kecantikan kita dan jangan terjebak pada keindahan fisik semata.

Jika kita secantik mawar, jangan sekali-kali menusukkan duri, baik kepada orang lain, apalagi pada diri kita. Inilah potret wanita sholihah, perhiasan dunia terindah. Wallahu a’lam.

Najmach Wafa’
Disadur dari “Muslimah Cantik Luar Dalam”

Leave a Reply