Terjemah Tsaqofah Pasal Kedua

Pasal Kedua

Integrasi (gabungan) perekonomian antar negara-negara Islam

Pendahuluan

Perkembangan di negara-negara Islam belum membuahkan hasil yang memuaskan, hingga saat ini, negara-negara ini masih mengeluh atas problem “ketinggalan zaman dan ketergantungan” pada negara lain. Hal ini nampak jelas pada rendahnya tingkat penghasilan masyarakat serta bergantungnya ekonomi mereka kepada perekonomian asing, khususnya Barat daripada kepada sesama negara Islam. Karena itu, dunia Islam sangat membutuhkan kerja sama antara satu negara dengan yang lainnya untuk mewujudkan kemandirian politik, ekonomi, dan sosial. Kerja sama antar negara Islam merupakan perkara yang sangat penting yang dibutuhkan karena kondisi perekonomian yang hampir serupa di seluruh negara, serta untuk maslahat bersama, ikatan agama dan masa depan negara ini secara umum. Juga untuk menguatkan kemampuan produktivitas dan meminimalisir ketergantungannya kepada dunia luar (Barat) juga membentuk persatuan guna menghadapi musuh-musuhnya.

Saat ini kita berada di zaman perpecahan politik dan ekonomi, zaman di mana negara-negara besar saling bermusuhan, yang menjadikan negara Islam khususnya negara miskin lagi kecil, rentan mengalami penekanan dan pemerasan terus-menerus dari negara-negara besar ini. Maka tak pelak lagi, kerja sama dalam bingkai “integrasi ekonomi” dinilai sebagai salah satu solusi atas semua masalah yang dihadapi dunia Islam. Jika kita perhatikan, kita akan mendapatkan kekayaan negara Islam sebagian besar di eksport ke negara perindustrian yang maju.

Apa yang dimaksud dengan “integrasi ekonomi” ?

Integrasi ekonomi adalah kerja sama antar dua negara atau lebih dalam bingkai tertentu, yang bertujuan mewujudkan manfaat yang lebih banyak untuk setiap negara yang bergabung dalam kerja sama ini.

Manfaat integrasi

Pentingnya integrasi ekonomi antar negara Islam nampak di sela-sela manfaat yang dapat diwujudkan untuk semua pihak pelaksana integrasi, sebagai hasil dari pelaksanaan tersebut, di antara manfaat terpenting dari integrasi adalah sebagai berikut :

  1. Membantu menguatkan asas kerja sama antar negara Islam.

  2. Menguatkan kedudukan internasional bagi negara pelaksana integrasi.

  3. Meminimalisir ketergantungan negara Islam kepada kekuasaan asing.

    Karena integrasi memberikan “kualitas” kepada negara tersebut, mewujudkan posisi yang kuat dalam arena tawar-menawar perdagangan, mampu ber-integrasi dengan perekonomian luar yang akan membuahkan hasil pemeliharaan atas kekayaannya, serta menahan tekanan yang ada sebelum ada kekacauan yang lain.

  4. Dibolehkannya pembangunan proyek yang produktif dalam skala besar.

    Itu disebabkan meluasnya pasar sehingga menyebabkan rendahnya biaya produksi. Karena biaya akan dikenakan kepada setiap unit produsen yang banyak, jadi setiap unit hanya akan dikenakan biaya rendah. Jika kita perhatikan, kita akan mendapati kebanyakan negara-negara Islam tidak memiliki pasar yang ideal untuk perkembangan perekonomian yang mampu memenuhi kebutuhan dalam mendirikan pasar produksi yang sangat penting untuk perkembangan. 

    Misal, apabila dibangun industri dalam skala besar seperti industri petrokimia (pengubahan minyak mentah/gas asli menjadi bahan mentah lainnya) di Saudi dan negara Teluk kemudian ia harus mengarah ke pasar asing guna memasarkan produksinya, akan menjadikannya rentan akan penekanan negara asing dan perubahan-perubahan harga di pasar internasional. Karena itu, perluasan pasar lokal sembari bergabung dengan pasar-pasar negara Islam satu dengan yang lainnya dalam bingkai integrasi adalah salah satu cara pengganti dari sempitnya pasar lokal.

    Dari manfaat perluasan pasar adalah memperbanyak produktivitas dan mempercepat pembuatannya, juga memotivasi untuk menghasilkan bermacam produksi lain dalam skala besar yang ber-produktifitas tinggi dengan biaya yang relatif rendah.

  5. Membantu mewujudkan kemandirian yang lebih besar bagi negara dunia Islam.

    Terbukanya  pasar dunia Islam atas sebagiannya akan membentuk pasar besar dalam mengeluarkan produk-produk Islam, dan ini memotivasi perkembangan aktivitas pertanian dan industri untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan masyarakat dari makanan pokok, atau yang dibutuhkan perindustrian dari bahan mentah, sehingga mampu meminimalisir produk import dari pasar-pasar asing.

  6. Menuntun kepada kondisi sesuai untuk mengambil prinsip integrasi khusus.

    Yang mana setiap negara fokus pada produksi barang dagangan yang bermanfaat untuk perekonomian lokal serta perekomomian negara tersebut.

  7. Mendorong perusahaan asing untuk membangun cabang perindustrian di dalam gabungan negara yang ber-integrasi.

    Ini untuk menghindari bea cukai internasional yang diwajibkan oleh negara tersebut untuk barang-barang eksport yang masuk ke negara ini, juga untuk memanfaatkan perluasan pasar dan bertambahnya permintaan, ditambah sebab-sebab lain seperti tersedianya SDM dan bahan baku sebagai hasil dari integrasi.

  8. Membantu mengembangkan sarana-sarana pokok.

    Seperti jalan, sarana komunikasi, layanan pendidikan, kesehatan dan bank.

Seberapa besar kebutuhan terhadap “integrasi perekonomian” antar negara Islam

Ada beberapa sebab yang menunjukkan dengan jelas berapa besar kebutuhan kerja sama dan integrasi antar negara Islam, sebab terpenting di antaranya :

  1. Rendahnya tingkat kehidupan di sebagian besar masyarakat dunia Islam.

    Di mana banyak didapatkan kemiskinan dan pengangguran, tingginya tingkat kebodohan, tersebarnya penyakit, hingga menyebabkan rendahnya produktifitas individu. Maka, kerja sama antar negara Islam dengan cara integrasi dapat membantu memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat setelah dihilangkan terlebih dahulu segala rintangan yang menghalangi pergerakan produktifitas dan pemanfaatan sumber daya yang telah tersedia.

  2. Sebagian besar perekonomiannya bertumpu pada produksi dan eksport satu atau dua barang saja.

    Kebanyakan barang eksportnya yang berupa hasil pertanian dan barang tambang itu untuk menyuplai kebutuhan negara industri, dengan harga yang rendah. Kemudian sebagian besar kebutuhannya, khususnya barang produksi diimport dari negara industri tersebut dengan harga tinggi. Ini menjadikan negara Islam selalu rentan akan berbagai perubahan dalam hal suplai dan kebutuhan, juga perubahan harga barang yang dihasilkan olehnya, sehingga ia selalu berada dalam tekanan perekonomian asing.

  3. Keterbelakangan negara Islam.

    Rendahnya proporsi perdagangan antar negaranya, bersandarnya perekonomiannya kepada negara maju, merupakan perkara yang menuntut pentingnya integrasi. Ia adalah cara penting untuk meningkatkan kerja sama antar negara Islam dan meminimalisir ketergantungannya kepada negara asing serta usaha untuk menguatkan perekonomiannya. Ikatan beberapa negara akan memudahkan proses kontrol terhadap harga barang eksport, hingga dapat menekan goncangan yang kemudian membantu dalam penetapan pendapatan barang eksport.

Faktor pendukung “integrasi” antar negara Islam

Integrasi perekonomian ini tidak akan tercapai kecuali dengan adanya faktor pendukung dari negara yang ingin menjadi anggota dalam integrasi ini. Dilihat dari sisi dunia Islam, dapat kita paparkan di sini bahwa ada beberapa faktor dan dasar yang menjadikan kerja sama dan integrasi antar negara Islam adalah suatu perkara yang mungkin dilaksanakan. Di antara faktor tersebut :

  1. Umat yang satu.

    Sejak berdirinya negara Islam pertama di Madinah, kaum muslimin adalah umat yang satu, yang disatukan oleh ikatan akidah Islam, bahasa arab dan satu perasaan.

  2. Dekatnya jarak antar negara.

    Karena letak geografis negara Islam saling berdekatan di benua Asia dan Afrika, sehingga memudahkan komunikasi dan pertukaran antar keduanya, juga dapat meminimalisir biaya transportasi jika tersedia sarana transportasi yang baik.

  3. Sumber daya manusia yang sangat besar.

    Penduduk dunia Islam mencapai lebih dari 1.300 juta jiwa, 53% nya berada di usia pekerja (15 hingga 65 tahun). Ada banyak pekerja baik yang ahli maupun tidak, sebagiannya terancam pengangguran, terutama di negara-negara miskin seperti Somalia atau berpenduduk padat seperti Mesir, karena tidak tersedianya kesempatan untuk bekerja. Orang-orang ini sebenarnya dapat dipekerjakan di negara kaya yang penduduknya masih di bawah kapasitas, seperti Saudi dan Libya, negara yang membutuhkan banyak pekerja baik pekerja terampil maupun tidak untuk berbagai proyek yang tengah berkembang.

  4. Sumber keuangan yang besar.

    Modal saham yang besar sebenarnya tersedia di sebagian negara Islam, yang mana sebagian besarnya diinvestasikan di negara industri Barat, sementara negara Islam lain sangat membutuhkannya, sehingga menghambat investasi sumber daya dan perkembangan ekonominya secara tepat dan baik. Ini memaksanya untuk berhutang ke negara maju di bawah syarat yang membebani, disebabkan lambatnya negara tersebut dalam membayar hutang tepat pada waktunya, yang akhirnya hutang semakin bertumpuk.

    Karena itu, kerja sama antar negara Islam dalam bidang ini dengan cara meng-investasikan harta mereka di negara sendiri, baik di bidang pertanian maupun di bidang perindustrian adalah perkara yang sangat penting. Dan ini menuntut adanya kondisi sesuai untuk mewujudkannya.

  5. Kekayaan hasil pertanian dan barang tambang yaang bermacam-macam.

    Dunia Islam sangat kaya akan jenis kekayaan alam yang berbeda-beda, di bawah ini kekayaan alam yang paling terkenal yang ada di dunia Islam.

  • Hasil pertanian : lihat tabel no 11

Tabel no 11

Hasil panen

Negara penghasil

Hasil panen

Negara penghasil

Gandum

Suriah-Turki-Maroko

Kurma

Saudi-Irak-Iran

Beras

Indonesia-Malaysia-Bangladesh-Pakistan

Buah-buahan

Libanon-Suriah-Turki
Minyak nabati
(wijen-jagung-kacang sudan)
Sudan

Teh

Pakistan-Indonesia

Zaitun

Sebagian besar negara Islam yang berada di pesisir Laut Mediterania

Kopi

Yaman

Kapas

Mesir-Sudan

Kakao

Guiena-Nigeria

Kelapa

Indonesia-Malaysia

Karet

Malaysia-Indonesia
  • Kekayaan hutan : banyak didapatkan di Indonesia, Malaysia dan selain keduanya.

    Sebagaimana didapatkan di negara Islam lahan pertanian yang luas, padang rumput dan hutan yang belum dimanfaatkan dan digarap, padahal pada saat yang sama, sepertiga dari kebutuhan pokoknya diimport dari negara lain. Sayang seribu sayang.

    Karena itu, harus ada kerja sama antar negara Islam dengan memanfaatkan sumber-sumber pertanian, SDM, modal, dan teknis. Dan semua ini menuntut adanya kerja sama dan integrasi antar negara Islam.

  • Kekayaan hewan : yang banyak didapatkan di Sudan, Mauritania, Somalia dan Afghanistan.

  • Kekayaan ikan : di Maroko, Mesir, Mauritania, Negara Teluk dan Indonesia.

  • Sumber energi :

    Seperti minyak bumi dan gas alam : Saudi, negara Teluk, Libya, Jazair, Iran, Nigeria dan Indonesia.

  • Energi surya : tersedia di sebagian besar negara Islam.

  • Kekayaan barang tambang : lihat tabel no 12!!

     Tabel no 12

Barang tambang

Negara penghasil

Besi Mauritania, Jazair, Mesir, Guiena, Cote D’Ivorie, dan Maroko
Emas Sudan dan Gabon
Berlian Cote D’Ivorie (Pantai Gading)
Bauksit Guiena
Alumunium Malaysia
Timah Malaysia dan Indonesia
Fosfat Maroko, Tunisia, Jazair, Urdun

Semua kekayaan ini bisa menjadi tumpuan ekonomi negara serta dapat dimanfaatkan dengan bentuk yang lebih baik lagi jika ada spesialisasi pertanian dan industri antar negara Islam dalam bentuk integrasi dan kerja sama. Misal, Saudi dan Negara Teluk fokus di industri petrokimia atau industri yang berbahan baku petrokimia, kemudian Mesir, Suriah, dan Sudan fokus di pertanian kapas dan industri tekstil kapas. Kemudian Suriah, Libanon dan Maroko mengambil spesialisasi dalam bidang pertanian buah-buahan dan perawatannya, sedang Sudan, Irak, Somalia, Afghanistan dan Pakistan fokus di bidang peternakan hewan, perawatannya, pengalengan daging dan industri kulit hewan. Sedang industri besi dan baja diambil oleh Jazair, Mesir dan Turki. Industri kertas dan bubur kayu (bahan baku pembuatan kertas) diambil oleh Turki, Maroko dan Tunisia.

Spesialisasi pertanian dan perindustrian sangat mungkin dicapai oleh negara Islam yang menginginkan integrasi. Namun ia harus didahului dengan perencanaan dan koordinasi yang matang di bidang proyek pertanian dan industri serta yang lainnya, pembelajaran dari segala sisi dengan dasar mencocokkan segala kemungkinan yang ada di setiap negara dengan kebutuhan negara integrasi. Dengan begitu, tanpa keraguan sedikitpun, akan mewujudkan banyak manfaat bagi negara Islam seluruhnya. Di antaranya, kemandirian di sebagian besar kebutuhannya, khususnya kebutuhan pokok, dan meminimalisir ketergantungan akan produk import dari negara lain.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam membangun integrasi

Sesungguhnya pembangunan integrasi perekonomian antar negara Islam bukanlah perkara mudah, karena itu harus ada langkah-langkah sebelum memulainya agar keberhasilan dapat diraih. Di antara langkah-langkahnya adalah :

  1. Perencanaan dan usaha awal.

    Harus didahului dengan mempelajari kondisi secara obyektif, ciri dan keistimewaan setiap negara yang ingin ber-integrasi sebelum memulai langkah. Mungkin juga dengan memanfaatkan pengalaman negara lain dalam bidang ini, dengan cara mempelajari keistimewaan dan problem yang pernah dihadapi, kemudian mengambil manfaatnya serta meninggalkan mafsadahnya dalam urusan ini.

  2. Bertahap dalam pelaksanaan.

    Ketika negara Islam akan memulai langkah integrasi antar mereka, maka bagusnya melangkah secara bertahap, itu karena undang-undang perekonomiannya tidaklah serupa satu dengan yang lain, juga politiknya, atau kondisi sosialnya. Karena itu sebaiknya kerja sama diawali dengan beberapa negara dalam bidang tertentu, seperti pendirian gabungan perusahaan dalam bidang industri atau pertanian. Ini akan menjadi dasar awal dalam kerja sama serta sebagai batu loncatan dan kunci untuk perjalanan integrasi antar negara Islam selanjutnya.

  3. Menghilangkan kendala dan hambatan.

    Seperti hambatan yang menghalangi bertambahnya skala perdagangan antar negara, juga yang menghambat pengiriman unsur-unsur produktifitas seperti modal dan SDM. Sebagaimana harus didirikan “tembok pemisah” dalam kesatuan semua negara untuk menghadapi negara asing.

  4. Perbaikan dan perkembangan rute transportasi dan sarana komunikasi.

    Perkembangan rute (jalan) di negara-negara ini akan memudahkan perdagangan. Sudah ada usaha yang dilakukan baru-baru ini, dengan mendirikan yayasan yang sebagian besar hingga seluruh negara Islam dapat bergabung menjadi anggotanya, seperti OKI (Organisasi Konferensi Islam) yang didirikan pada tahun 1390 H, dan IDB (Islamic Development Bank), didirikan pada tahun 1394 H. Yang pertama melayani tujuan politik sedang yang kedua melayani tujuan perekonomian. Keduanya mendukung berkembangnya kerja sama dan solidaritas antar negara Islam baik di bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ini adalah awal yang baik untuk perjalanan kerja sama selanjutnya.

Cara mewujudkan integrasi antar negara Islam

  1. Mendukung ditandatanganinya perjanjian perdagangan antar negara.

  2. Menghilangkan hambatan yang menghalangi jalannya unsur-unsur produktifitas,

    seperti SDM dan modal. Sehingga investasi dapat terwujud dalam bentuk yang lebih baik, juga pemanfaatan sumber-sumber ekonomi yang ada di negara integrasi. Hingga nantinya akan terbentuk apa yang dinamakan dengan gabungan pasar antar negara tertentu.

  3. Pembangunan perusahaan transportasi Islam baik udara, laut maupun darat.

  4. Menyatukan undang-undang import dan eksport di semua negara Islam.

  5. Mendukung didirikannya proyek-proyek Islam gabungan.

  6. Menggunakan satu mata uang, mata uang Islam, yaitu dinar.

    Untuk memadukan muamalah antar negara menjadi satu.

  7. Koordinasi dan perpaduan politik, sosial, serta menghilangkan perbedaan antar negara integrasi.

    Organisasi GCC (Gulf Cooperation Council) yang didirikan pada tahun 1401 H yang ber- anggotakan Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman dinilai sebagai kerja sama dan integrasi dalam skala internasional yang paling terkini. Di mana keserupaan kondisi perekonomian dan sosial di antara negara-negara ini sangatlah besar. Letak negaranya pun hampir membentuk kesatuan geografis yang satu. Yang  diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi masyarakat negara tersebut  dan bagi negara Islam Arab seluruhnya insya Allah…

    Diharapkan juga nantinya organisasi ini akan menjadi teladan, yang akan bergabung negara lain di dalamnya secara bertahap atau dengan mendirikan organisasi serupa dengan menjadikannya sebagai contoh di masa depan yang sangat dekat insya Allah…

(sampai sini dulu akhwaty…selamat belajar…
harap yang tersimpan dalam kidung doaku…semoga keberhasilan senantiasa mengiringi langkah kalian…uhibbukun fillah…)

Najmach Wafa’
16 November 2012

Leave a Reply