Nasyid ini dipersembahkan oleh rakyat Palestina kepada pejuang Suriah yang mulia:
سَنَثْأَرُ يَا سُورِيَا عَنْ قَرِيْب سَتَبْنِي فَخَارًا بِشَعْبٍ نَجِيْبٍ
Wahai Suriah, kita akan membalas dendam sebentar lagi, akan kau bangun kebanggaan dengan rakyatmu yang mulia
إِذَا اشْتَدَّ يَوْمًا عَلَيْكِ الأَسَى فَلِلْعُسْرِ يُسْرٌ يُزِيْلُ الكُرُوْب
Jika suatu hari nanti, kepedihan semakin menggaramimu, maka tunggulah, akan ada kemudahan sesudahnya yang menghapus kesulitan
إِلَى الشَّامِ يَهْفُو بِشَوْقٍ فُؤَادِي أَرَى النَّصْرَ تَرْنُو إِلَيْهِ القُلُوْب
Jiwaku melayang penuh kerinduan akan tanah Syam, aku melihat kemenangan dengan segenap harapan
سَتُشْرِقُ فِي شَامِ شَمْسٌ بِنَصْرٍ فَلِلنَّصْرِ آنٌ ، وَلَا لَنْ يَغِيْب
Mentari kemenangan kan terbit di tanah Syam, sungguh ia kan datang!
يَعِيْثُ الطُّغَاةُ بِقَتْلٍ وَنَارٍ وَفِي العَالَمِ اليَوْمَ صَمْتٌ عَجِيْب
Mereka membunuh dan menghancurkan segalanya dengan api, namun dunia diam membisu, sungguh mengherankan!
يُقَتَّلُ أَطْفَالُ شَامِ الحَبِيْب وَهَلْ نَسِيَ الكَوْنُ حَمْزَةَ الخَطِيْب ؟
Anak-anak Syam dibantai, apakah dunia lupa akan Hamzah Al-Khatib?
عَلَى الخَدِّ سَالَتْ دُمُوْعُ الحَيَارَى وَآهَاتُهُمْ لِلْوَلِيْدِ تُشِيْب
Air mata mengalir di pipi penuh kebingungan, rintihan mereka meng-ubankan si kecil
وَهَدْمُ البُيُوْتِ عَلَى سَاكِنِيْهَا أَمَا مِنْ مُغِيْثٍ أَمَا مِنْ مُجِيْب ؟
Mereka hancurkan rumah berikut penghuninya, tak adakah yang menolong? Tak adakah sang penyelamat?
تُرَاقُ الدِّمَاءُ وَمَا مِنْ مُبَالٍ وَتَشْتَدُّ فِي الشَّامِ سُوْدُ الخُطُوْب
Amis darah mengalir, tanpa ada yang menghiraukan, hitamnya kesedihan semakin melingkupi tanah Syam
لَقَدْ بَاتَ جَفْنٌ بِلَيْلٍ سَكِيْن فَأَيْقَظَهُ صَوْتُ شَيْخٍ أُصِيْب
Keheningan malam robek dengan desah orang tua yang terluka
وَأَيْقَظَهُ عِرْضُ عَذْرَاءِ صَاحَتْ وَلَيْسَ بِمُعْتَصِمٍ لِلنَّحِيْب
Terbangun karena teriakan gadis, sedang tidak seorangpun “Mu’tashim” yang mendengar teriakannya
وَفِي أُذْنِ أَهْلِ المُرُوْءَةِ تَصْرُخُ ثَكْلَى تُنَادِي بِدَمْعٍ سَكِيْب
Dan di telinga sang pemilik kehormatan, seorang ibu memanggil putranya yang hilang dengan berlinang air mata
لَقَدْ عَظُمَ الأَلَمُ اليَوْمَ فِيْنَا وَمِنْ أَهْلِ دِيْنِي تَلَاشَى الطَّبِيْب
Hari ini luka semakin menganga, namun perawat umat kita semakin sedikit
فَأَيْنَ السُيُوْفُ البَرَّاء المُثَنَّى تَشُقُّ صُفُوْفَ اللَّعِيْنِ الكَئِيْب
Manakah pedang Barra’ dan Mutsanna, yang mampu mengobrak-abrik barisan musuh?
فَيَا أَهْلَ بَانْيَاسُ صَبْرٌ جَمِيْلٌ وَيَا أَهْلَ دَرْعَا وَحِمْصَ الحَبِيْب
Wahai rakyat Banyas bersabarlah, rakyat Dir’a dan juga rakyat Homs yang tercinta
لَإِنْ ضَاقَ خَطْبٌ فَعُقْبَاهُ خَيْرٌ وَنَصْرٌ وَفَخْرٌ وَفَتْحٌ قَرِيْب
Sungguh, di ujung kesulitan pasti ada kebaikan, kemenangan, kebanggaan dan penaklukan yang dekat
وَيَا ظَالِمَ الشَّامِ لَا لَنْ يَدُوْم لَكَ المُلْكُ مَهْمَا الحَيَاةُ تَطِيْب
Wahai penindas Syam, ketahuilah bahwa kekuasaanmu takkan lama, seindah apapun hidupmu
سَيَنْشَقُ فَجْرٌ بِنَصْرٍ قَرِيْبٍ وَتَخْزَى مَعَ الهَالِكِيْنَ تَغِيْب
Fajar kemenangan kan terbit tak lama lagi, sedang kau akan tenggelam bersama pasukanmu yang hancur
كَظَالِمَ مِصْرٍ بِسِجْنٍ مُسَجَّى وَطَاغُوْتُ تُوْنُسَ شَاءَ الهُرُوْب
Seperti akhir penguasa Mesir dengan penjaranya, juga taghut Tunisia dengan pelariannya
وَفِي لِيْبِيَا عِبْرَةٌ لِلطُّغَاةِ وَحَتْمًا سَيَأْتِيْكَ يَوْمٌ عَصِيْب
Dan apa yang terjadi di Libya adalah pelajaran bagi para taghut, dan sungguh, hari kehancuranmu pasti akan tiba suatu saat nanti
Najmach Wafa’
20 Februari 2015